beatz d nadtz

Salah satu hari bersejarah dalam hidupku. Ruang tamuku jadi keliatan lain sekali hari itu. Ada foto ciciek n aku yang dipajang, pohon cemara yang dihias mama, pohon natal yang lampunya bentuk bintang2. Cantik. Dan meja makan di taruh di ruang tengah u/ sehari.

Ya... hari itu Papa-Mama eren akan datang beserta beberapa family lainnya. Dalam rangka apa ??? Kayaknya dari judul postingan ini udah bisa diketahui kan ?!

Pk. 10.45 Om James datang pertama kali, berusaha membuang waktunya sambil melihat2 foto2 lama, akupun mulai bersiap. Dandan. Gaun sudah disiapkan. Sapuan make up tipis menghiasi wajahku. It should be enough :p. Setengah gelisah... berusaha duduk tenang, tapi sulit sekali. aku jadi kayak setrikaan yang mondar mandir.

Kimpo dan rombonganpun datang. Om Yon, Om Guan pun datang. Juz & Ciciek juga sudah datang. Sedikit lega melihat wajah2 yang kukenal baik. Senyum ceria mulai terulas. Tapi, aku masih merasa canggung menyadari mereka semua datang untukku, canggung karena tau bahwa mereka semua merepotkan diri u/ku. Nico & Tasha membantuku mengalihkan perhatian dari kecanggungan & ketakutanku.

Kimpo yang masak aneka roti2 kecil, salad & sop merah, Tt. Veli yang membungkus & menghias parcel balasan yang harus diberikan pada keluarga Eren saat mereka akan pulang seusai acara. Tt. Inge yang sibuk menata meja makan. Yeah I help... tapi cuman sedikit.

"Datang... mereka datangg!!!" panggil Raymond. Aku bergegas memanggil mama. Aku ga boleh ikut menyambut mereka. "Tunggu panggilan." kata Kimpo tegas.

Dari balik jendela kamarku, aku melihat dos2 merah dibawa masuk dalam rmh. Yep, aku mengintip kesibukan mereka dari balik jendela kamarku. Dos merah2 itu dibawa oleh para anggota keluarga Eren, diserah-diterima oleh orang anggota keluargaku yang belum menikah. Ada Ian, Edo n Stephen yang membantu.

Sedikit basa basi. Kue2 disajikan bersama fanta merah sebagai minumannya. Acara pengalungan oleh mama Eren. Berat & mencolok :p. tapi kemudian kuketahui kalung itu engga harus dipake sepanjang masa, sepanjang waktu seperti yang kubayangkan selama ini. cukup pake sehari saja katanya. fiuuuhhh lega :p.

Beberapa perubahan.... harus merubah panggilan om & tante jadi papa-mama dalam waktu sehari ??? Waduh.... Iya nek ada programe gitu, begitu programe dibetulin isa lgs berubah.

Di panggil "Sau Sau" duh, ... bukan apa sih... emang tradisie... tapi risih gitu lhooo! Rasae kayak aku ini wes tueeeeeeeeeekkk sorohhh! Megeli. Tidakkah kau mengerti ???! Aku lho ga biasa ama panggilan macem gitu. Sooo... ga bisa ta kalo biasa ae manggile ???!

hehe... vanie tetep vanie ya... engga niat ngomel. Hanya curhat :p. Aku kan free menuliskan opiniku di sini toh ??? ^-^.

Eniwei... acara selesai. Beberapa foto diabadikan oleh Juz. Sayang... aku lupa memintanya foto bersamaku. Padahal pas itu mumpung aku lagi dandan ya, Juz. Jarang2 tuh....! Gpp... nti aku dandan lagi, hehe... pake baju yang sama, qta foto di rmhku lagi. sebelum natal berakhir yoooo :D biar pohon natalnya masih ada :D. biar dekornya tetep sama engga berubah. :p.

Kayake tgl 14 ini kejutan u/ banyak orang ya guys .... emang engga pengumuman. Masih malu... sampe sekarangpun ya aslie malu bilang ... "aku ting jing guys..." tapi merah2 udah n wajib dibagi... makae aslie ya harus pengumuman juga akhire :p. Bukan maksudku menyembunyikan... cuman ya alesanne ya itu tadi :p. *Isin gitu lhooo!*

a post on august : Janji = Promise

Itu salah satu pandangan yang aku punya. Aku akan merasa sangat bersalah karena aku melanggar janjiku sendiri, dan sebaliknya, aku akan berusaha sebisa mungkin spy pelanggar janji yang melanggar janjinya padaku mengingat kesalahan mereka & bener2 menyesali pembatalan yang mereka buat.

Adakalanya... aku akan menjadi seorang yang begitu pengertian yang dapat memaklumi alasan mereka melanggar janji... tapi biasanya, pengertian itu datangnya dari alasan masuk akal yang mereka berikan padaku atau karena sejak awal mereka tak memberikan kepastian akan kehadiran mereka.

Enteng soroh bilang "Iya aku ikut." Kalo akhirnya ternyata ada halangan ???! Iya kalo halangan itu sifatnya mendadak. Ehhhhh ini engga. Wong halangan itu aslie bisa diprediksi kok. Aslie halangan itu bisa ditiadakan kok tanpa harus membatalkan/merusak rencana yang lebih dibuat. Kalo emang ga bisa ikut ya bilang aja dari awal "Bentar ya aku harus nunggu something dulu" atau "Maaf aku masih ga bisa memastikan ikut atau engga-nya. Ntar aja aku kasih kabar." Begitu kan jadinya ga bikin orang berharap, engga perlu memikirkan dia akan ikut atau engga toh.

Sekalian soal keterlambatan. Kalo emang bakal telat, apa susahnya sih angkat tlp/ketik sms, "Maaf, aku akan telat sekian menit/jam. Kira2 sampe baru jam sekian..."

Pegelnya lagi... kalo si pembuat janji itu adalah orang yang telah mengusulkan suatu acara/janji yang dia buat. Pelanggar janji = perusak acara. Sucks... Akhir2 ini beberapa orang melanggar janjinya.

Be careful with your mouth. Be careful when u make a promise. (berlaku u/ku juga)

"Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga” ( Matius 19:14 )

Seorang anak kecil di gereja tadi malam mengingatkanku pada ayat itu. Pernah satu kali Romo Senti di St. Maria Tak Bercela ngasih bahan renungan ttg ayat itu.

Waktu misa tadi malam di Kristus Raja,

Anak kecil itu berumur kira2 1 tahun. Duduk bersama papa mamanya tepat di depanku. Seperti anak2 kecil pada umumnya, dia bukan tipe pendiam yang bisa duduk tenang menyimak khotbah yang diucapkan Romo. Sesekali merengek kalo keinginannya ga dituruti. Tapi lebih sering tersenyum, tertawa, berusaha mengajak ngomong orang2 di sekelilingnya, termasuk aku :p. Lutju.

Lalu aku mengamati orang2 di sekelilingku. Beberapa orang merasa terganggu dengan anak suara anak kecil itu. Mereka beberapa kali menoleh dengan pandangan sebal. Hmmm bisa dimengerti. Aku pun pernah merasakan hal yang sama. Rasanya ingin sekali memarahi orang tua si anak spy menyuruh anaknya u/ lebih tenang selama misa.

Kalo dipikir2... Berapa prosentase anak2 yang bisa duduk tenang selama misa? Bukankah aku dulu pernah kecil? Bukankah aku pernah tak mengerti kapan harus duduk diam dan berceloteh ramai? Apa tak mungkin papa-mamaku mendapatkan protes yang sama karena tidak berhasil menenangkan aku di saat2 yang membutuhkan ketenangan seperti waktu misa?

Jadi mikir... kalo orang2 protes karena anak kecil bikin ribut dan merusak ketenangan di gereja, lantas, apakah anak2 itu harus menunggu di rumah selama orang tuanya beribadah? Ataukah mereka harus di titipkan ke tempat2 penitipan? Lantas kapan anak2 itu belajar mengenal Tuhannya? Mengetahui kewajibannya beribadah?

Apa harus menunggu sampe dia siap diajak duduk tenang? Haruskah menunggu sampai dia menginjak usia remaja? Engga kan? Kan udah dikasih tau ama Tuhan Yesus,

"Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga” ( Matius 19:14 )